Selasa, 17 Maret 2015

Resensi Novel "Karena Angin Cinta"

بسم الله الرحمن الرحيم

   Nama                    : Muhammad Syadid Daelami
   Jurusan/Smt        : IV PBA A
   Mata Kuliah        : Tarikh Al-adab wa An-nushus
   Dosen Pengampu: Erfan Gazali,SS.M.SI
   Tugas                    : Resensi Novel


 


Judul Novel       : Karena  Angin Cinta
Pengarang         : Najib Kailani
Penerbit             : Pesantren Karya Basmala Indonesia:
Tahun Cetak      : 2005
Tebal                 : 203 Halaman

              Buku “Karena Angin Cinta” ini menceritakan tentang suasana lingkungan kerajaan dan perjuangan masyarakatnya dalam membela kerajaannya dari serangan bangsa lain. Peperangan,persahabatan dan percintaan disuguhkan dengan indah dan komunikatif. Dibalut dengan berbagai permasalahan  Mulai dari penyakit sang raja Al-Malikus Najmuddin Ayyub yang tak kunjung sembuh,padahal keadaan kerajaan yang sedang tidak kondusif karena dilanda peperangan yang berkepanjangan,dilanda penderitaan dan penyakit kronis  dalam memimpin pasukan dan rakyatnya untuk mempertahankan kerajannya. Sakit hati seorang Adnan Bin Mundir karena kedzoliman Tuan Syah dalam menggunakan kekuasaan ayahnya,memenjarakan Adnana tanpa ada kesalahan apapun,dan sakit hati pun dirasakan Adnan pada penjajah Prancis yang telah membunuh ayah handanya sebelum dia dilahirkan. Percintaan seorang Adnan dengan bekas budaknya Zamrudah,yang dihalangi oleh kepongahan Tuan Syah karena dia pun menyukai fisik dan talenta yang dimiliki  Zamrudah, Ketertarikan Marcsiel salah satu dari pasukan Raja Louis IX kepada Yagutah,wanita Gipsy mata-mata kaum muslimin yang merupakan nama samaran dari Zamrudah. Begitu juga percintaan yang dialami oleh Panglima Fakhruddin kepada Syajarotuddur istri rajannya.  Sampai dengan masalah  perebutan kekuasaan oleh Raja Louis IX dari Perancis yang ingin menguasai Mesir yang dipimpin oleh Raja Al-Malikus Najmuddin Ayyub dengan melalui jalan peperangan atas nama keagamaan.
              Baginda Raja Al-Malikus Shaleh Najmuddin Ayyub, seorang raja yang kuat dan menghindari dari ketamakan harta kerajaan berbaring di diatas tempat tidurnya dengan raut muka penderitaan penyakit kronis terpancar di wajahnya,sedang ditemani istrinya Sajarotuddur namanya,wanita yang penuh kasih namun tegas dan cerdas memperbincangkan masalah keruwetan para petinggi kerajaan dan konspirasi-konspirasinya . Kemudian dikagetkan oleh kedatangan seorang saudagar dengan raut muka keletihan mengaku sebagai utusan dengan membawa sebuah surat penting dari Tuan Kaisar Fredeik II, salah satu sahabat dari Raja,seorang kristiani namun lebih condong pada agama islam dari pada Kristen,membawa khabar bahwa  orang-orang barat terutama Bangsa Eropa telah menghimpun prajurit mulai dari pendeta,rahib sampai rakyatnya yang dipimpin oleh Raja Louis IX Pangeran Prancis untuk menyerang yang ketujuh  kalinya Negara Mesir,peperangan dibawah panji agama sedang dipersiapkannya,dan sekarang berada di Siprus. Setelah mendengar khabar tersebut, Raja Al-Malikus Saleh Najmuddin Ayyub kembali dari Damaskus ke Mesir untuk mempersiapkan prajurit dan masyarakatnya dari peperangan.
              Didalam kamar rumah Adnan bin Mundzir duduk diam ditemani ibunya yang bungkuk dengan raut muka yang dimiliki oleh orang yang telah mencapai umur 70-an,membicarakan pelariannya dari penjara yang dilakukan oleh anak buah Turan Syah,anak dari Raja Al-Malikus Saleh namun menjadikan tahta ayahnya untuk kepongahan dirinya,sampai-sampai  mempenjarakan seorang Adnan tanpa ada kesalahan suatu apapun. Zamrudah seorang  budak yang cantik dan bertalenta tinggi itulah yang menjadikan sakit hati Adnan memuncak kepada Turan Syah, setelah memenjarakan Adnan tanpa kesalahan,ternyata Turan Syah mengincar Zamrudah, wanita itulah yang disukai oleh Adana dan hendak dijadikannya istri setelah memerdekakannya.
              Pada tanggal 4 Juni 1249, para prajurit salibis pimpinan Raja Louis berlabuh dan mendirikan barak-barak di Kota Dimyat.  Dan di wilayah Asymom Tonah lah,sekarang tinggal Raja Al-Malikus Shaleh ditemani istri setianya Sajarotuddur,karena penyakitnya yang semakin parah dan membuatnya lumpuh,walaupun begitu mereka tidak luput untuk mengatur strtegi siang dan malam. Namun beredar kabar yang tak terduga atas kedatangan rombongan pengungsi dari Dimyat dan mereka mengabarkan bahwa Dimyat telah jatuh di tangan pasukan Eropa karena Bani Kinanah yang dipimpin oleh Panglima Fakhruddin bin Syaikhus Syuyukh,panglima pemberani dan dikagumi ,menarik mundur pasukannya.Mendengar berita itu Raja memerintahkan untuk menangkap 50 pemimpin Bani Kinanah beserta Panglima Fakhruddin untuk di penggal kepalanya dan digantung disepanjang jalan supaya dijadikan pelajaran.           Namun karena rasa kagum bahkan mungkin cintanya kepada Panglima Fakhruddin,Syajarotuddur membujuk suaminya untuk memaafkannya. Ternyata kecintaan Panglima Fakhruddin pada Syajarotuddur lah yang menjadi kemundurannya dalam perang setelah mendengar khabar kematian raja dan kehawatirannya pada Syajarotuddur.
              Kota Mansurah menjadi pusat perhatian dari dua pasukan yang saling berperang,dikota ini pula lah Adnan pergi dari Cairo untuk berperang  bersama Sahabat karibnya Adul A’la seorang saudagar terkenal di Mansurah, disinilah mereka akan mulai peperangan dibawah komando masyarakat awam yang bertekad kuat.tanpa raja dan panglimanya.
              Marseil salah satu pasukan dari pasukan Prancis,sedang berjaga-jaga dibarak Militernya dari serangan mendadak ataupun aksi-aksi heroic orang mesir lainnya,ditemani dengan pikirannya tentang peperangan yang mengatas namakan agama ini tapi dengan cara yang keji dan tak berperasaan. Namun tiba-tiba datang seorang wanita cantik dari kaum Gipsy wilayah utara dengan membawa kehangatan dan kelembutan bagi hati-hati kita yang terluka. Dia kelaparan dan meminta makan kepada Marseil. Keadaan perang yang sedikit berubah. Zamrudah melarikan diri dari Benteng Kifa dan melakukan perjalanan menuju Cairo. Marseil merasakan putus asa,Yaqutahpun merubah hari-harinya menjadi indah. Adnan dan Abdul ‘Ala berniat untuk pindah tempat. Dan Raja Al-Malik Pun telah sampai di Mansyurah. Akhirnya beliau meninggal disana. Yaqutahpun menghilang selama beberapa hari,dan dia menceritakan tentang perjalanannya. Adnan terluka tangannya akibat dari serangan tentara Perancis. Yaqutah memberitahukan tentang informasi musuh kepada Fakhruddin setelah bpergi beberapa kali ke barak tentara Prancis,dia mendengar bahwa tentara Prancis telah mengetahui tempat penyebrangan Salmon. Penyerangan mendadak oleh tentara Parancis membuat kocar-kacir kaum muslimin,Fakhruddin yang kebingungan tetap berusaha untuk melawan dan mempertahankan kerajaannya. Keadaan begitu genting, pasukan Prancis susah untuk ditaklukan kala itu,dan akhirnya gugurlah Panglima Fakhruddin setelah berusaha dengan perlawanan sengitnya. Semua ini karena keterlambatan Yaqutah dalam memberikan informasi kepada panglima Fakhruddin. Abdul A’la berniat ingin berperang dengan meninggalkan Adnan karena sakit dilengannya, namun  Adnan tetap berssi keras untuk ikut berjihad bersamanya. Pertempuran itu membuat Mayor Geil salah satu pasukan Perancis kehilangan tangannya dan Pangeran Dareto meninggal dalam pertempuran tersebut,karena tidak mendengar usulan Mayor Geil. Yaqutah kembali kebarak Militer Prancis untuk bertemu Marsseil namun ternyata ia ditangkap oleh pasukan Prancis,Yaqutah dtawan karena memata-matai mereka dan membuat Pangeran Dereto di bunu. Turan Syah tiba di Mesir,dan langsung diangkat menjadi Raja. Adnan marah mendengar berita tersebut,Abdul A’la mencoba untuk menenangkannya. Kelaparan melanda pasukan Perancis. Salah satu Tawanan muslim dihukum didepan tawanan yang lainnya karena akan melarikan diri,ternyata tawanan itu adalah Abdul A’la  sahabat dari Adnan. Marseil menyadari akan apa yang dia lakukan, kejahatan rajanya dan pasukannya,dan akhirnya ia memutuskan untuk mundur. Pasukan Mesir mendesak pasukan Perancis,menginginkan  Raja Louis menjadi tawanannya Turan Syah diturunkan oleh Mamalik,dan akhirnya dia mati. Adnan bertemu dengan sahabatnya dengan membawa kabar baik,yakni membawa Zamrudah kehadapannya,yang ternyata dia adalah Yaqutah,mata-mata Gipcy itu. Setelah bertemu mereka berdua saling pandang dan berencana untuk menikah dengan tradisional di Cairo sana.
              Berbagai pesan social telah disampaikan oleh novel ini pada pembaca,mulai dari suasana perpolitikan kerajaan,sebagaimana yang banyak diketahui bersama bahwa kekuasaan kerajaan  adalah tempat dimana manusia dicoba oleh Tuhannya dengan berbagai cobaan, terutama hal duniawi. Barang siapa tidak kuat atas cobaan tersebut,maka celakalah,sedangkan jika sebaliknya,maka kebahagiaan akan mengiringnya walaupun itu akan terjadi di akhirat nanti,sebagaimana terjadi pada Raja Al-Malikus Shaleh dan pembesar kerajaan lainnya.
              Perjuangan atas nama agama sering terjadi dikalangan kerajaan,mereka memprofokasi masyarakat dan prajuritnya atas nama perintah Tuhan dengan dibawah payung peperangan suci,namaun dengan cara yang keji,bahkan membawa tokoh-tokoh agamanya yang materialistis guna mengkuatkan perjuangannya.
              Persahabatan adalah bentuk keindahan dalam hidup,bahkan nanti sampai menuju akhirat nanti,persahabatan yang dilandasi iman akan membawanya menuju kebahagian. Dengan persahabatan kita saling membantu ketika membutuhkannya,sungguh indah jika persahabatan itu dilandasi oleh iman,selain bahagi dunia akan membawa kebahagiaan akhirat kelak begitulah persahabatan yang terjadi pada Adnan dan Abdul A’la.
              Cinta adalah salah satu bentuk nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia,dengan cinta pengorbanan yang begitu besar akan dianggap enteng, dengan cinta pula kejahatan terjadi bahkan mereka pecinta nafsu telah dibutakan olehnya sebagaimana yang terjadi pada  Turan Syah. Cinta pun butuh pengorbanan,namun jangan sampai dibutakan namun  berkorban dengan pikiran sadar yang dilandasi oleh iman
             
             





                                                           






Tidak ada komentar:

Posting Komentar