BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bahasa
Arab merupakan salah satu bahasa Asing yang banyak dipelajari oleh masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu, perlu dikaji adanya pembelajaran bahasa yang tepat
bagi orang-orang yang non Arab. Pembelajaran bahasa Asing termasuk dalam hal
ini bahasa Arab bisa dilakukan dengan berbagai cara dan metode. Demikian halnya
dengan pembelajaran kosa kata (Mufradat).
Kosakata
merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dimiliki oleh pembelajar bahasa
Asing termasuk bahasa Arab. Pembendaharaan mufradat bahasa arab yang memadai
dapat menunjang seseorang dalam berkomunikasi dan menulis dengan bahasa
tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbicara dan menulis yang
merupakan kemahiran berbahasa tidak dapat tidak, harus didukung oleh
pengetahuan dan penguasaan kosakata yang kaya, produktif dan actual.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Mufradat
Mufradat
merupakan kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa. Kata adalah
bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan
antara kata dengan morfem. Morfem adalah suatu bahasa terkecil yang tidak biasa
dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relative stabil.[1]
Oleh
karena itu, terkadang morfem bisa terdiri berdiri sendiri terkadang juga
terikat. Sebagai contoh معلّم terdiri dari satu
morfem, sedangkan المعلّم terdiri dari dua merfom yaitu ال dan معلم. Dan kata المعلّمون terdiri dari tiga merfom yaitu ال, معلّم, dan ون. Masing-massing morfem diatas mempunyai makana
tersendiri.[2]
Dalam pembelajaran bahasa Arab ada beberapa masalah
dalam pembelajaran kosakata yang disebut problematika. Hal itu terjadi karena
dalam pembelajaran mufradat mencakup didalamnya tema-tema yang kompleks yaitu
perubahan derivasi, perubahan infleksi dan makna leksikal dan fungsional.
B.
Jenis-jenis mufrodat
Rusydy Ahmad Tha’imah memberikan klasifikasi mufradat menjadi empat yang masing-masing
terbagi lagi sesuai dengan tugas dan fungsinya, sebagai berikut:[3]
1.
Pembagian mufradat dalam konteks kemahiran kebahasaan
a.
Mufradat untuk memahami bahasa lisan atau tulisan.
b.
Mufradat untuk berbicara, dalam pembicaraan perlu
perlu penggunaan mufradat yang tepat, baik pembicaraan informal maupun non formal.
c.
Mufradat untuk menulis, penulisan pun membutuhkan
mufradat yang baik dan tepat agar tidak disalahartikan oleh pembacanya.
Penulisan ini mencakup penulisan informal seperti catatan harian, dan formal
seperti penulisan buku, majalah dan sebagainya.
d.
Mufradat fotensial, mufradat jenis ini terdiri dari
murfadat konteks yang dapat
diinterpretasikan sesuai dengan konteks pembahasan, dan kosakata analisis yakni
kosa kata yang dapat dianalisa berdasarkan karakteristik derivasi kata
untuk selanjutnya dipersempit atau diperluas maknanya.
2.
Pembagian mufradat menurut maknanya
a.
Kata-kata inti. Mufradat ini adalah mufradat dasar
yang membentuk sebuah tulisan menjadi valid misalnya kata benda, kata kerja,
dan lain-lain.
b.
Kata-kata fungsi. Kata-kata ini yang mengikat dan
menyatukan mufradat dan kalimat sehingga membentuk paparan yang baik
dalamsebuah tulisan. Contohnya huruf jar, dan adawatul istifham dan seterusnya.
c.
Kata-kata gabungan. Mufradat ini adalah mufradat yang
tidak dapat berdiri sendiri. Tetapi selalu dipadukan dengan kata-kata lain
sehingga membentuk arti yang berbeda-beda. Misalnya kata رغب dapat berarti
menyukai, bila kata tersebut dipadukan dengan فى menjadi رغب فى . sedangkan bila diikuti dengan kata عن menjadi رغب عن artinya pun berubah menjadi benci atau tidak suka.
3.
Pembagian mufradat menurut karakteristik kata.
a.
Kata-kata tugas yaitu kata-kata yang digunakan untuk
menunjukkan tugas, baik dalam lapangan kehidupan secara informal maupun formal dan sifatnya resmi.
b.
Kata-kata inti khusus. Yaitu kumpulan kata yang dapat
mengalihkan arti kepada yang spesifik dan digunakan diberbagai bidang ulasan
tertentu, yang biasa juga disebut local words atau utility words.
4.
Pembagian mufradat menurut penggunaannya
a.
Mufradat aktif yaitu mufradat yang umumnya banyak
digunakan dalam berbagai wacana, baik pembicaraan, tulisan atau bahkan banyak
didengar dan diketahui lewat berbagai bacaan.
b.
Mufradat pasif, yaitu mufradat yang hanya menjadi
pembendaharaan kata seseorang namun jarang ia gunakan. Mufradat ini diketahui
lewat buku-buku cetak yang biasa menjadi rujukan dalam penulisan makalah atau
karya ilmiah.
C.
Fungsi Mufradat
Ditinjau dari segi fungsi, mufradat dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu:
1.
Al-Mufradat al-Mu’jamiyah, yaitu mufradat yang
mempunyai mkana dalam kamus seperti kata قلم.
2.
Al-mufradat al-Wadzifiyah, yaitu mufradat yang mengemban
suatu fungsi tertentu, misalnya huruf jar, isyarah, dlamir dan lain-lain yang
sejenis dengannya.
D.
Pembelajaran Mufradat
Menurut Ahmad Djanan Asifuddin, pembelajaran mufradat
yaitu proses penyampaian bahan pembelajaran yang berupa kata atau bendaharaan
kata sebagai unsure dalam pembelajaran bahasa Arab.[4]
Oleh karena itu pembelajaran bahasa Arab
yang diselenggarakan pada suatu lembaga pendidikan perlu membersamakan dengan
pembelajaran beberapa pola kalimat yang relevan.
Dalam pembelajaran mufradat da beberapa yang harus
diperhatikan, yaitu:[5]
1.
Pembelajaran mufradat tidak berdiri sendiri. Mufradat
hendaknya tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan
sangat terkait dengan pembelajaran muthala’ah, istima’, insya’, dan muhadatsah.
2.
Pembatasan makna. Dalam pembelajaran mufradat
hendaknya makna harus dibatasi sesuai dengan konteks kalimat saja, mengingat
satu kata memiliki beberapa makna.
3.
Mufradat dalam konteks. Beberapa mufradat dalam bahasa
Asing (Arab) tidak bisa dipahami tanpa pengetahuan tentang cra pemakaiannya
dalam kalimat. Mufradat seperti ini hendaknya diajarkan dalam konteks agar
tidak mengaburkan pemahaman siswa.
4.
Terjemah dalam pengajaran mufradat. Pembelajaran
mufradat dengan cara menerjemahkan kata kedalam bahasa ibu adalah cara yang
paling mudah, namun mengandung beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara
lain dapat mengurangi spontanitas siswa ketika menggunakannya dalam ungkapan
saat berhadapan dengan benda atau objek kata. Oleh karena itu, cara
penerjemahan ini direkomendasikan sebagai senjata terakhir dalam pembelajaran
mufradat .
5.
Tingkat kesukaran. Bila ditinjau dari tingkat
kesukarannya, mufradat bahasa Arab bagi pelajar di Indonesia dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
a.
Kata-kata yang mudah, karena ada persamaannya dengan
kata-kata dalam bahasa Indonesia, seperti كتاب, كرسى,
رحمة,
b.
Kata-kata yang sedang dan tidak sukar meskipun tidak
ada persamaannya dalam bahasa Indonesia seperti مدينة,
سوق
c.
Kata-kata yang sukar, baik karena bentuknya maupun
pengucapannya. Seperti انزلق, تدهور, استولى
E.
Tujuan utama pembelajaran mufradat bahasa Arab
adalah sebagai berikut:
1.
Memperkenalkan
kosakata baru kepada siswa atau mahasiswa, baik melalui bahan bacaan maupun
fahm al-Masmu’.
2.
Melatih
siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan benar
karena pelafalan yang baik dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara
dan membaca secara baik dan benar pula.
3.
Memahami
makna kosakata, baik secara denotatif atau leksikal (berdiri sendiri) maupun
ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan
gramatikal).
4.
Mampu
mengapresiasi dan mempungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan (berbicara)
maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteksnya yang benar.[6]
F.
teknik
yang dapat digunakan guru untuk menjelaskan arti kosakata dan sekaligus dapat
dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan
makna kosakata bahasa Arab:
a.
Menenyukkan
benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampelnya atau benda aslinya;
menunjukkan pensil misalnya didepan siswa pada saat belajar menyebut kalimat
mirsam.
b.
Memperagakan:
guru dapat menunjukkan makna kosakata yang hendak diajarkan dengan memperagakan
orang yang sedang makan, untuk menjelaskan kata akala.
c.
Memberi
padanan kata (sinonim): guru dapat memberikan padanan bagi mosakata yang hendak
diajarkan, seperti ketika mengajarkan kata qoada, guru dapat menyebutkan
sinonimnya yaitu jalasa.
d.
Member
lawan kata (antonym): guru dapat memberikan kata yang maknanya berlawanan
dengan kosakata yang hendak diajarkan, seperti guru dapat menjelaskan kata thawil,
dengan menyebutkan lawan katanya yaitu qashir.
e.
Memberikan
asosiasi makna: guru dapat menjelaskan kata madrasah dengan memberikan
asosiasi dengan menyebutkan kata-kata seperti
thalib, mudarris, sabburah,dan lainya. Sehingga pikiran siswa akan
tertuju pada satu pengertian yaitu sekolah.
f.
Menyebut
akar kata dari derivasinya: guru dapat menjelaskan kata maktab dengan
menunjukkan akar katanya beserta derivasinya, seperti kataba yaktubu kitabah
dan seterusnya. Hal ini bisa membantu siswa memahami kosakata sesuai dengan
perubahan kalimatnya.
g.
Meminta
siswa membaca berulang kali: guru bisa meminta siswa membaca kosakata baru yang
didapatkan dari sebuah teks berulang kali, sehingga diharapkan dia dapat
menemukan artinya setelah merangkainya dengan kata yang lain dalam teks yang
dibacanya.
h.
Membuka
dan mencari makna kata dalam kamus: ketika mengajarkan kosakata baru, guru
dapat meminta siswa langsung mencari maknanya melalui kamus.
i.
Menerjemahkan
losakata dalam bahasa ibu, cara ini merupakan jalan terakhir, ketika seluruh
cara yang digunakan tidak mampu member pemahaman kepada siswa. Guru tidak
dianjurkan terburu-buru menggunakan cara ini, karena cara ini berdampak negatif
terhadap perkembangan kebahasaan siswa, seperti malas membuka kamus,
berasosiasi dan sebagainya.[7]
Sedangkan
bentuk-bentuk tes mufradat bahasa Arab yang dapat digunakan diantaranya adalah
sebagai berikut:
a)
Menyebutkan
pengertian kata yang dimaksud
Guru
dapat meminta siswa memberikan pengertian atas definisi terhadap kosakata yang
ditanyakan pada tes, seperti:
اختر التعريف
الصحيح للكلمة التي تحتها خط:
صديقي طبيب في
مستشفى.
هو
مكان.............
أ0نتلقى فيه
العلم
ب.نتلقى فيه
العلاج
ج.نؤدي فيه
الصلوات
د.نلجأ اليه
للراحة
b)
Melengkapi kalimat (takmilah)
Siswa diminta untuk melengkapi kalimat dengan kata
yang sesuai. Bentuk tes macam ini, bisa terdapat pada tes pilihan ganda maupun
tes uraian seperti pada contoh berikut:
املأ الفراغ
بوضع الكلمة الأنسب مما يلي:
نذهب
إلى......للقراءة
أ.
المكتب
ب.
المكتبة
ت.
دكان الكتب
ث.
معرض الكتاب
c)
Menyebutkan padanan kata (muradif)
Siswa diminta untuk menyebutkan kata lain yang memiliki makna yang sama
atau hampir sama dengan kosa kata yang dimaksud, seperti pada contoh berikut:
صل بين
كل كلمتين لهما المعنى نفسه:
م
|
الكلمة
|
المعنى
|
|
1
|
وطن
|
أ
|
طعام
|
2
|
فترة
|
ب
|
والد
|
3
|
أكل
|
ج
|
أصدقاء
|
4
|
بعث
|
د
|
أبناء
|
5
|
أب
|
ه
|
زرع
|
6
|
أصحاب
|
و
|
بلد
|
7
|
عاد
|
ز
|
كثر
|
8
|
أولاد
|
ح
|
رجع
|
9
|
ازداد
|
ط
|
أرسل
|
10
|
غرس
|
ي
|
مدّة
|
هات
المرادف للكلمات الآتية:
1.
جسد :................................
2.
ملابس :................................
3.
ترك :................................
4.
بعد :................................
5.
درس :................................
6.
أصدقاء :................................
7.
يؤدي :...............................
8.
رجع :...............................
9.
يفقد :...............................
G.
Bentuk Kata
Kata dapat diekspresikan dalam bentuk lisan maupun
tulisan. Artinya, ketika kita mengajarkan kata baru, yang harus kita ajarkan
adalah cara pengucapan dan sekaligus cara penulisannya yang benar.
Disisi lain kata memiliki bentuk morfologi tersendiri.
Kata kerja misalnya, mempunyai bentuk tersendiri, begitu juga masdar
(kata benda) abstrak, isim fail, isim maf’ul, sifah musyabbihah, isim
marrah, isim nau’, isim alat, isim tafdil, jama’ mudzakar Sali,, maja’ mu’anats
salim, dan sebagainya.
Sebaiknya guru mengajak siswanya mengkaji
bentuk-bentuk kata tersebut dengan memperhatikan tingkat kemampuan siswa. Tentu
saja langkah ini tidak cocok untuk siswa tingkat pemula. Pengkajian dan
analisis bentuk kata seperti ini barang kali lebih cocok untuk siswa tingkat
menengah keatas dan tingkat tinggi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada prinsipnya mufradat adalah bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam pembelajaran bahasa terutama bahasa Asing. Komunikasi
manusia baik berupa tulisan maupun lisan yang dibangun oleh penggunaan mufradat
yang tepat dan memadai serta kaya akan bentuk dan maknanya akan memberikan
prestasi tertentu bagi penggunanya.
Oleh karena itu pembelajaran mufradat sebagai bagian
dari pembelajaran bahasa dapat dijadikan salah satu factor pendukung untuk
memperoleh kemahiran berbahasa,.
DAFTAR PUSTAKA
DR. Muhammad
Ali Al-Khuli, strategi pembelajaran bahasa arab, baSan Publishing, 2010, sleman
Yogyakarta,
H.M. Abdul
Hamid, M.A, mengukur kemampuan bahasa arab, UIN-MALIKI PRESS, 2010, malang
[1]
Harimurti Kridalaksana, kamus……hlm. 157
[2]
Dr. Muhammad Ali Al-Khuli, strategi pembelajaran bahasa Arab, hlm. 87
[3] Rusydy
A. Tha’imah, Al-Marja’ fi ta’lim al-lughah al-‘arabiyah li al-nathiqin bi
lughah ukhra, jami’ah ummu al-qura, ma’had al-lighah al-‘arabiyah, wahdat
al-buhuts wa al-manahij, silsilah dirasat fi ta’lim al-‘arabiyah, juz II, hlm.
616-617.
[4]
Ahmad Djanan Asifuddin, metodologi pembelajaran bahasa Arab.
[5]
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi…..hlm. 97-98
[6]
Muhbib Abdul Wahab, 2008:152
Thu’aimah, 1989:198
Tidak ada komentar:
Posting Komentar